Blog Tentang Mesin Las: Stationary Spot Welding (SSW), Jenis Mesin Las dengan System Las Titik (Spot Welding)

Thursday, August 30, 2018

Stationary Spot Welding (SSW), Jenis Mesin Las dengan System Las Titik (Spot Welding)

tentang-mesin-las mengenai-stationary-spot-welding
Contoh Mesin : Stationary Spot Welding (SSW)

Blog Tentang Mesin Las mengenai Stationary Spot Welding (SSW).

Penjelasan :

Stationary Spot Welding (SSW) adalah jenis Mesin Las yang termasuk dalam kelompok RESISTANCE WELDING, bentuknya berdiri dan tidak bisa digeser geser tetapi operator yang memegang material yang akan di las (lihat gambar di atas), berbeda halnya dengan yang namanya Portable Spot Welding (PSW), kalau PSW alatnya yang dipegang dan digerakan sesuai keinginan Operator. Untuk material yang akan di las posisinya diam di atas JIG untuk material tersebut. untuk kedua mesin tersebut arus Ampere yang keluar dari Transformer di perbesar (antara + 2.000Amp ~ + 20.000 Amp) dan Voltage yang keluar dari Transformer di perkecil (antara + 12Volt ~ + 24Volt) tergantung dari Kapasitas Transformer yang terpasang dari setiap unit atau model dari Mesin Las tersebut.

portable-spot-welding-tentang-mesin-las-blogspot-com
Contoh - 1 : Mesin : Portable Spot Welding (PSW)
Contoh - 2 : Mesin : Portable Spot Welding (PSW)

Contoh Portable Spot Welding

Mesin untuk Las Titik dibagi menjadi dua type yaitu Mesin Las Titik dengan arus AC (arus bolak balik) dan Mesin Las Titik dengan arus DC (arus searah). Untuk penggunaan mesin Las Titik AC dan mesin Las Titik DC itu berbeda fungsinya dan tergantung dari bahan material yang akan di Las, contohnya Mesin Las Titik AC digunakan untuk mengelas dengan material plat dari bahan Besi (Mild Steel), Stainless Steel (SUS) dan Mesin Las Titik DC digunakan untuk mengelas material plat dari bahan Aluminium (ALU), Cooper.

Cara kerja untuk mesin Las Titik adalah paduan antara Waktu pengelasan, besarnya Ampere dan Tekanan (Pessure). dan keteranganya adalah sebagai berikut :

SETTING WAKTU PENGELASAN :

  • SEQUENCE adalah satu siklus pengelasan dari Squeeze sampai program end.
  • SQUEEZE adalah lamanya waktu yang dibutuhkan untuk turunya Electrode upper ketemu Electrode Lower dan ditambah waktu untuk nunggu antara 3~5 cycle sebelum waktu pengelasan ON.
  • UP-SLOPE adalah waktu untuk pengurangan arus welding sehingga arus yang keluar tidak langsung besar sehingga arus yang keluar jadi merambat naik, nilainya antara 1~3 cycle.
  • WELD TIME 1 adalah waktu yang dibutuhkan untuk lamanya pengelasan ke 1
  • COOL TIME 1 adalah waktu untuk jeda antara Weld 1 dengan Weld 2. (Note : jika diperlukan)
  • WELD TIME 2 adalah waktu yang dibutuhkan untuk lamanya pengelasan ke 2. (Note : jika diperlukan).
  • DOWN-SLOP adalah kebalikan dari UP-SLOPE, jadi arus ampernya merambat turun (tidak sekaligus turun).
  • HOLD TIME adalah waktu yang dibutuhkan untuk memegang plat setelah di cairkan supaya tidak berubah posisinya.
  • OFF TIME adalah waktu jeda yang dibutuhkan untuk pengulangan SEQUENCE, seperti proses menjahit jika Start Button di tekan terus maka mesin las akan mengelas kembali secara berulang ulang. (Note : jika diperlukan)

SETTING AMPERE UNTUK PENGELASAN :
  • WELD CUR 1 adalah besarnya arus Ampere yang dibutuhkan untuk mencairkan material yang akan di las ke. 1.
  • WELD CUR 2 adalah besarnya arus Ampere yang dibutuhkan untuk mencairkan material yang akan di las ke. 2. (Note : Jika dibutuhkan). 
□□□》Note : WELD TIME 2 dan WELD CUR 2 ini biasanya digunakan sewaktu mengelas plat dengan besi AS full atau mengelas Plat yang ada coatingan. Sehingga dalam prosesnya perlu pengelupasan coating sebelum proses pengelasan yang sebenarnya.


TEKANAN (PRESSURE) UNTUK PENGELASAN :
  • AIR PRESSURE adalah besarnya tekanan angin yang butuhkan untuk terjadinya pengelasan dan biasanya besarnya tekanan antara 3 kgf/cm2 (0.3 MPa) sampai 4 kgf/cm2 (0.4 MPa), nilainya bisa berbeda beda tergantung dari hasil Trial atau Standard setting (SOP).
las-titik-spot-welding-pada-mobil
Lokasi hasil Las Titik (Spot Welding) pada Mobil


Mesin ini juga bisa digunakan untuk PROJECTION WELDING, dimana dalam satu kali proses pengelasan bisa lebih dari satu titik yang harus di spot, seperti yang terdapat pada kaki Baut atau Mur yang harus di tempel pada Plat Bracket, dalam proses pengelasan Mur atau Baut terdapat embos sebagai titik point pengelasan terhadap Bracket tersebut. Baracket bracket tersebut bisa anda lihat pada bagian dari unit Kendaraan seperti Mobil dan Sepeda Motor. Jenis mesin las ini banyak digunakan di Industri Metal seperti Pabrik pembuat Mobil, pembuat Sepeda Motor, pembuat Box Panel, dll.

tentang-mesin-las-mengenai-sample-nut-pada-bracket
Sample Welding Nut pada Bracket


Video of Welding process of Nut


Apa saja yang dibutuhkan untuk menghidupkan satu unit Mesin Las Titik :
  • Sumber LISTRIK
Fungsi dari Sumber Listrik adalah untuk memberikan tegangan ke bagian Trafo/Transformer sebesar 200/380 VAC yang dihubungkan ke bagian Primer. dan yang Skunder akan mengeluarkan Ampere yang berpungsi untuk memanaskan Area yang akan di Las. Dan besaran Ampere yang dibutuhkan untuk memanaskan plat yang akan di las di atur olehTimer Control unit.

  • Kompresor ANGIN :
Kompresor Angin disini gunanya untuk mendorong selinder yang terhubung dengan Electrode sehingga ada tekanan (Pressure) dibagian Electrode upper dan Lower sewaktu terjadi pengelasan. besarnya tekanan angin (pressure) antara 3.0kgf ~ 4kgf (besaranya bisa berbeda beda dan itu tergantung dari tebalnya plat yang akan di Las Titik (Spot).

  • AIR Pendingan (Coolant)
Air pendingin (Coolant) berfungsi sebagai pendingin Electrode di Area Las Titik , untuk mendinginkan Transformer dan untuk Pendinginan Thyristor.


Maker untuk Mesin Las Titik dengan jenis Stationary Spot Welding (SSW) yang banyak di gunakan di lapangan adalah Maker dari DENGENSHA, PANASONIC, KIMURA, CHUO, DAIHEN,

Ukuran atau model untuk Stationary Spot Welding umumnya dari yang terkecil adalah : 35 kVA, 50 kVA, 70 kVA, 80 kVA, 100 kVA, 150 kVA sampai 300 kVA

Antara 100 kVA ~ 300 kVA : digunakan untuk Las Titik Maximal sampai 8 titik pengelasan, jika platnya tebal dan titik pengelasan sampai 8 titik maka memerlukan kVA yang lebih besar bisa sampai 300 kVA.
(Mampu atau tidaknya untuk pengelasan tersebut perlu dilakukan trial sample dari dari kedua bahan yang akan di Las dan dikirim ke maker si pembuat produk mesin Las yang direferensikan dan sudah jelas waktunya akan memerlukan lumayan lama).

Kategory dari Mesin Las Titik :


● 35kVA Stationary Spot Welding
     ==》Standard Type (Tipe Standard)

● 50kVA Stationary Spot Welding
    ==》Standard Type (Tipe Standard)
    ==》Projection Type (Tipe Projection)

● 70kVA Stationary Spot Welding
    ==》Standard Type (Tipe Standard)
    ==》Projection Type (Tipe Projection)

● 80kVA Stationary Spot Welding
    ==》Standard Type (Tipe Standard)
    ==》Projection Type (Tipe Projection)

● 100 kVA Stationary Spot Welding
    ==》Standard Type (Tipe Standard)
    ==》Projection Type (Tipe Projection)

● 150 kVA Stationary Spot Welding
    ==》Projection Type (Tipe Projection)

● 300 kVA Stationary Spot Welding
    ==》Projection Type (Tipe Projection)

NOTE : Yang dimaksud dari Projection Type adalah jenis mesin yang mampu digunakan untuk melakukan las titik Spot lebih dari dua titik atau lebih dalam sekali proses welding (dalam satu Sequence didalam proses pengelasan)


8 comments:

  1. maaf pak untuk nut terlepas karena qty 1 pcs saja itu di akibatkan karena apa pak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih atas pertanyaanya tetapi kalau yang Bapak katakan:

      "Nut terlepas karena qty 1 pcs saja itu diakibatkan karena apa?".

      Bisakah Bapak ceritakan kembali dengan pertanyaan yang lebih lengkap seperti:
      1. Apakah Nut yang lepas tersebut kejadianya cuma ada 1 pcs dari 100 pcs part yang sudah diproduksi ditempat Bapak?
      2. Bapak hanya Trial dengan satu pcs Nut saja, dan kejadianya setelah di lakukan welding nutnya lepas kembali, kemudian untuk trial lagi sudah tidak bisa karena Nutnya sudah habis?
      3. Berapa Ukuran Nut yang akan di Welding?
      4. Berapa ketebalan Plate yang akan dipasang Nut tersebut?
      5. Berapa ukuran KVA untuk Mesin Spot yang akan Bapak gunakan?
      6. Apakah kerataan untuk Elektode bagian Upper dan Lower masih bagus atĂ ukah sudah tidak rata ?

      Banyak fakfor yang bisa mengakibatkan Nut terlepas kembali setelah di proses welding, bisa Amperenya kurang besar, air presure yang terlalu besar dan waktu yang dibutuhkan untuk proses welding kurang lama.

      Saya tunggu kabar baik dari Bapak untuk pertanyaan yang lebih lengkap, terima kasih.

      Delete
  2. mungkin yang dimaksud penanya adalah,nut hasil spot lepas hanya satu pcs padahal hasil produksi lebih dari 2000 pcs,hasil pengecekan saat proses berjalan tidak ditemukan lepas dan nut lepas di temukan setelah ada di customer...( ini sama yg sering kita alami )

    ReplyDelete
  3. Maaf, untuk mesin spot 35kva thyristor modul menggunakan yg berapa amper ? Terimakasih

    ReplyDelete
  4. Kalo untuk membersihkan bekas las titik pada baterai gimana ya ?

    ReplyDelete
  5. maaf pak kenapa airnya tidak membuat aliran listriknya short ya?

    ReplyDelete
  6. parameter apa yang menyebabkan las tidak kuat / mudah lepas

    ReplyDelete
  7. pasang nut setelah di proses selalu lepas,padahal settingan time,cuerent,dan hold nya sudah disetting dgn benar... apakah mesin spot nya terlalu kecil ya kva nya cm 20kva
    ..

    ReplyDelete

Mengenal Mesin Las Jenis TIG Dan Perlengkapanya

Blog tentang mesin las ingin berbagi mengenai Mesin Las listrik jenis TIG Dan Perlengkapanya. Mesin las listrik jenis TIG hanya ...